REKRUTMEN DAN SELEKSI (MSDM)
A. Rekrutmen
1.
Pengertian,
maksud dan tujuan rekrutmen
Rekrutmen
merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan
dalam dan oleh suatu organisasi.[1]
Rekrutmen
juga merupakan serangkaian mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi,
kemampuan, kemampuan dan keahlian yang diperlukan untuk menutupi kekurangan
yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.[2]
Maksud dan
tujuan rekrutmen adalah untuk mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon
pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan pemilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar
kualifikasi organisasi. Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat mencari
pelamar hingga pengajuan lamaran oleh
pelamar.[3]
Proses rekrutmen perlu dikaitkan dalam dua hal . Pertama, para pencari tenaga kerja baru perlu mengkaitkan
identifikasi lowongan dengan informasi tentang analisis pekerjaan, karena
informasi tersebut mengandung hal-hal penting tentang tugas apa yang akan
dilakukan oleh para tenaga kerja baru yang berhasil dicari, ditemukan,
diseleksi dan dipekerjakan. Kedua,
komentar para manajer yang kelak akan membawahi tenaga kerja baru itu harus
diperhatikan, bahkan dipertimbangkan dengan matang.[4]
2.
Alasan-alasan
dasar rekrutmen
Rekrutmen
dilaksanakan dalam suatu organisasi karena kemungkinan adanya lowongan (vacancy) dengan beraneka ragam alasan,
antara lain:
a.
Berdirinya
organisasi baru
b.
Adanya
perluasan kegiatan organisasi
c.
Terciptanya
pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru
d.
Adanya
pekerja yang pindah ke organisasi lain
e.
Adanya
pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun tidak dengan hormat sebagai
tindakan punitif
f.
Adanya
pekerja yang berhenti karena memasuki usia pensiun
g.
Adanya
pekerja yang meninggal dunia.[5]
3.
Kendala-kendala
dalam proses rekrutmen
Proses
perekrutan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dan sederhana. Banyak hambatan
yang ditemukan dalam kegiatan tersebut. Kendala-kendala dalam proses perekrutan
antara lain:
a.
Karakteristik
organisasi
Karakteristik organisasi akan menentukan
desain dan pelaksanaan sistem rekrutmen dalam organisasi. Karakteistik
organisasi tercermin dari sistem nilai, norma dan budaya perusahaan, filosofi
organisasi, visi dan misi organisasi serta tujuan dan strategi organisasi.
b.
Tujuan
dan kebijakan organisasi
Tujuan organisasi adalah ingin mencapai
penggunaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien. Efisien adalah
kemampuan menggunakan sumber daya yang benar dan membuang sumber daya yang
tidak perlu. Sementara efektivitas banyak berkaitan dengan pencapaian tujuan
organisasi, yaitu memperoleh keuntungan. Semakin dekat organisasi dengan
tujuannya, semakin efektif organisasi itu dalam mengendalikan program
perekrutan karyawan. Berbagai kebijakan organisasi dapat menjadi hambatan dalam
implementasi perekrutan. Namun hendaknya manajemen dan karyawan berupaya menyelaraskkan tujuan organisasi
yang berbeda-beda untuk menjadikannya sebagai kelebihan dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan dan kebijakan dapat memengaruhi proses rekrutmen karyawan, seperti
penggabungan atau merger organisasi yang berbeda bidang, dapat menghadapi
kendala dari aspek legal dan aspek bisnis.
c.
Kondisi
lingkungan eksternal organisasi
Kondisi lingkungan akan mempengaruhi
nasib organisasi secar keseluruhan. Karena sebagai suatu sistem, organisasi
akan berinteraksi dengan lingkungannya. Apabila
ingin bertahan hidup maka organisasi harus beradaptasi dengan
lingkungannya. Apalgi dalam kapasitas penetuan pelaksanaan perekrutan tentunya
kebiasan organisasi melihat lingkungan sekitar organisasi. Kondisi lingkungan
tersebut seperti kondisi ekonomi, politik sosial budaya, konsumen,
pemasok,pemerintah, pesaing, lembaga keuangan, karyawan, pemegang saham, dewan
komisaris, faktor demografi, gaya hidup, teknologi dan dimensi internasional.
d.
Biaya
rekrutmen organsasi
Biaya yang dibutuhkan dalam proses
rekrutmen bisa cukup besar, yang mungkin tidak tersedia dalam anggaran
organisasi. Ketika jumlah sumber tenaga kerja yang akan ditarik sedikit dan
diprediksikan mereka akan ditempatkan ke tempat yang tersebar, hendaknya
organisasi harus membuat iklan di beberapa tempat yang tersebar yang tentunya
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Organisasi dapat pula membuka lowongan
dimana calon tenaga kerja yang berkualitas terkonsentrasi. Masalah biaya dapat
menjadi kendala tersendiri bagi organisasi
yang ingin memperbaharui tenaga kerja karena tuntutan pekerjaan. Ada
alternatif baru bagi organisasi yang memiliki anggaran terbatas, tetapi ingin
memperoleh pelamar-pelamar yang berkualitas dan handal, yaitu dengan melalui
biro pencari tenaga kerja online atau
bursa kerja online yang di Indonesia
masih terglong barang baru. Namun di negara maju sudah banyak
perusahaan-perusahaan besar memanfaatkan jasa ini.
e.
Kompensasi
Kompensasi ini bisa bertindak sebagai
perangsang atau insentif untuk menarik calan tenaga kerja. Kebijakan kompensasi
organisasi biasanya menetapkan batasan upah atau gaji yang berbeda pada
berbagai pekerjaan. Besarnya kompensasi akan memengaruhi minat pelamar untuk
menjadi karyawan pada sebuah organisasi. Kebijakan kompensasi di pasar kerja
internasional yang cenderung lebih tinggi menjadi perangsang bagi tenag kerja
Indonesia untuk bekerja di luar negeri.
f.
Kebiasaan
rekrutmen
Kebiasaan perekrutan pada masa lalu yang dianggap sudah baku dan dilakukan
berulang-ulang akan mampu meningkatkan keahlian seorang perekrutan dapat
berjalan lebih baik. Sementara kebiasan
yang salah dan kurang baik mungkin akan
terulang kembali sehingga proses pencarian calon karyawan yang berkualitas
tidak tercapai. Oleh karena itu, para pelaksana perekrutan hendaknya menerima
masukan yang positif maupun negatif agar tidak bergantung pada kebiasaan yang
buruk yang sudah terbentuk.
g.
Pasar
tenaga kerja
Dengan memahami kondisi pasar tenaga kerja,
akan membantu manajemen untuk menaksir penawaran tenaga kerja yang tersedia
untuk diterima sebagai karyawan. Pasar tenaga kerja merupakan wilayah dimana
penawaran dan permintaan bertemu dan memengaruhi terbentuknya harga tenaga
kerja.[6]
h.
Tuntutan
tugas
Kendala terakhir yang perlu
dipertimbangkan oleh para pencari tenaga kerja ialah tuntutan tugas yang kelak
akan dikerjakan oleh para pekerja baru itu. Tidak akan ada yang menyanggah
bahwa mencari tenaga kerja yang sudah berpengalaman biasanya lebih sukar
dibandingkan mencari tenaga kerja yang baru saja menyelesaikan pendidikan
formalnya. Dalam kaitan ini kembali lagi terlihat betapa pentingnya arti
peranan informasi tentang analisis pekerjaan. Dengan informasi demikian para pencari tenaga kerja tidak lagi
semata-mata berpedoman kepada keinginan para manajer yang akan mempekerjakan
tenaga kerja baru itu kelak, tetapi sudah memperhitungkan faktor-faktor lain
yang memang harus diperhitungkan.
Hal-hal penting yang perlu mendapat
perhatian dalam kaitan ini antara lain:
1)
Para
manajer yang memerlukan tenaga kerja baru sering hanya mengatakan agar para
pencari tenaga kerja berusaha mencari tenaga kerja baru yang paling memenuhi
syarat. Pernyataan yang terlalu umum seperti itu sering menempatkan pencari
tenaga kerja pada posisi yang sulit karena sukarnya menerjemahkan keinginan
para manajer itu dalam praktek rekrutmen.
2)
Sering
dalam mengelola sumber daya manusia pengertian “berpengalaman sekian tahun”
diidentikkan dengan “memiliki masa kerja sekian tahun”. Padahal kedua hal
tersebut berbeda sekali. Artinya, jika seseorang tidak bertumbuh dalam
kemampuan, keterampilan dan kematangan jiwa, seseorang bisa saja mempunyai masa
kerja bertahun-tahun, tetapi sesungguhnya yang bersangkutan tidak punya
pengalaman apa-apa.
3)
Mencari
tenaga kerja yang sudah berpengalaman memerlukan waktu, tenaga dan mungkin juga
biaya yang besar. Oleh karena itu perlu diyakini benar terlebih dahulu bahwa
pengalaman yang dipersyaratkan itu benar-benar dituntut oleh pekerjaan yang
sedang lowong.
4)
Tenaga
kerja yang sudah berpengalaman akan menuntut imbalan yang cukup tinggi
berdasarkan harapan dan persepsi yang bersangkutan tentang imbalan yang wajar
diterimanya. Jika tidak, yang bersangkutan sangat mungkin tidak berminat
bekerja pada organisasi yang berusaha merekrutnya,
5)
Jika
ternyata kemudian bahwa tenag kerja baru
itu dipekerjakan pada satuan kerja yang tidak menuntut pengalaman seperti
dipersyaratkan pada waktu direkrut, sangat mungkin tenaga kerja baru itu akan
bosan atau bahkan tidak bertahan lama dalam organisasi. Jika hal seperti itu
terjadi berarti waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk merekrutnya
merupan pemborosan yang sulit dipertanggungjawabkan.
Jelaslah bahwa
berbagai kendala yang mungkin dihadapi dalam rekrut tenaga kerja baru harus
dipertimbangkan secara matang karena hanya dengan demikianlah waktu, tenaga dan
biaya yang dikeluarkan sepadan dengan hasil yang dicapai, yaitu tersedianya
tenaga kerja baru yang memenuhi berbagai persyaratan dan tuntutan tugas yang
akan dilaksanakan.[7]
4.
Sumber-sumber
rekrutmen
Manajemen
memulai proses perekrutan dengan mengingat uraian jabatan dan spesifikasi
jabatan. Perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a.
Internal
Dengan cara internal, calon pengisi posisi tertentu
dicari dan diseleksi dari tenaga kerja yang ada dalam organisasi saat ini. Cara
ini memiliki keuntungan. Pertama,
tenaga kerja yang direkrut sudah memahami organisasi dengan baik sehingga
proses penyesuaian menjadi lebih mudah dan kemungkinan berhasil semakin
tinggi. Kedua, cara ini akan mendorong semangat kerja, loyalitas, dan
komitmen kerja yang semakin tinggi. Ketiga,
biasanya rekrutmen internal lebih murah dibandingkan dengan cara eksternal.
Rekrutmen internalpun memiliki keuntungan karena apabila satu orang
dipromosikan maka akan ada promosi berantai untuk jabatan-jabatan di bawahnya.
Rekrutmen ini dapat dilakukan melalui sistem informasi tenaga kerja yang ada
dalam organisasi atau melalui bagan pergantian untuk tingkat manjemen yang
lebih tinggi. Perekrutan ini dilakukan oleh organisasi karena beberapa alasan,
seperti untuk penyegaran manajemen atau reformasi manajemen.
1)
Job postings
Salah satu teknik rekrutmen dari dalam adalah job postings, dimana organisasi mengumumkan
posisi jabatan yang kosong dalam organissai sehingga memberikan peluang kepada
pegawai untuk bersaing secara sehat dengan mengajukan lamaran secara formal.
Kelebihan teknik ini adalah memberikan kesempatan yang sama pada semua karyawan
yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi calon dan organisasi pun akan mempunyai
banyak calon untuk dipilih. Adapun kelemahan cara ini adalah waktu yang
dibutuhkan lebih lama.
2)
Referensi
manajemen
Dalam
cara ini rekrutmen dilakukan melalui referensi dari karyawan lain dalam
organisasi karena telah mengetahui potensi dan keahlian karyawan yang
direkomendasikan pada manajemen untuk
pekerjaan yang dimaksud. Kelebihannya,
karyawan telah mengenal karakter dan keterampilan kandidit, lebih cepat, serta
dari segi biaya lebih murah. Kelemahanya, manajemen tidak mengenal orang-orang
selain pegawai dalam organisasi yang
mungkin mempunyai keahlian yang lebih bervariasi dibandingkan dengan hanya
merekrut berdasarkan referensi karyawan sendiri. Juga mungkin adanya
diskriminasi. Sebab karyawan akan cenderung mereferensikan teman-temannya
sendiri yang memiliki sikap, sifat dan latar belakang yang hampir sama.
3)
Serikat
buruh
Teknik
ini masih sangat jarang dipakai, terutama di negara berkembang seperti
Indonesia. Tetapi metode ini sudah cukup sering diterapkan di negara maju,
dimana organisasi serikat buruh (union)
memiliki kekuatan yang solid dan mempunyai hak serta kedudukan yang sama dengan
manajemen. Untuk itu manajemen dengan organisasi buruh hendaknya mempunyai visi
yang sama dalam mencapai sasaran organisasi. Tujuan yang berbeda tidak lagi
menjadi suatu pertentangan yang besar.
b.
Eksternal
Perekruten tenaga kerja eksternal
berusaha menarik tenaga kerja dari luar organisasi. Dapat dilakukan dengan
menggunakan iklan posisi pekerjaan melalui surat kabar atau universitas yang
akan menghasilkan lulusan yang dihendaki. Proses rekrutmen dapat menjadi mahal
terutama banyak tenaga kerja baru yang meninggalkan organisasi setelah kerja
hanya satu atau dua tahun. Organisasi akan rugi investasi pelatihan pada tenaga
kerja tersebut. Rekrutmen dengan cara lain adalah dengan bekerja sama dengan
lembaga swasta, baik formal maupun informal, departemen tenaga kerja, atau
kelompok swadaya masyarakat untuk merekrut calon yang potensial.
a.
Iklan
surat kabar dan majalah
Media ini sudah sangat umum digunakan
dan dikenal sebagai cara yang cukup efektif untuk merekrut pelamar. Menggunakan
metode ini membutuhkan dua publikasi, yaitu penggunaan sarana media dan
konstruksi iklan. Iklan sebagai media untuk mencari pelamar yang potensial
dapat dengan mudah didapat. Namun kelemahannya organisasi akan dibanjiri oleh
panggilan orang yang mencari posisi pada iklan tersebut. Penggunaan iklan bisa
menyumbangkan terbentuknya citra organisasi dan prestise. Tetapi kadang-kadang
diperlukan tenggang waktu yang lebih lama untuk publikasi ini.
b.
Agen
tenaga kerja pemerintah
Agen-agen tenaga kerja yang dikelola
pemerintah biasanya informasinya mudah dijangkau oleh masyarakat yang
membutuhkan pekerjaan, terutama yang bersifat tidak terampil. Agen ini
berfungsi sebagai penghubung antara pencari kerja dan perusahaan yang
membutuhkan tenaga kerja. Calon pekerja dapat mendaftar ke kantor tenaga kerja,
sementara pencari tenaga kerja memberitahukan lowongan kerja yang kosong.
Kemudian kantor tenaga kerja menginformasikan kepada pencari kerja bila
terdapat lowongan kerja yang cocok.
c.
Agen
tenaga kerja swasta
Agen tenaga kerja swasta belum banyak
berfungsi. Keberadaannya terbatas di kota-kota besar yang diselenggarakan oleh
konsultan dan lembaga informasi sumber daya manusia. Lembaga swasta ini tidak
hanya mencari tenaga kerja terlatih tetapi juga menempatkan tenaga kerja
terlatih untuk memenuhi permintaan organisasi yang akan ditempatkan pada level
manajer.
d.
Sewa
(Leasing)
Teknik ini bisa dipakai pada organisasi
yang ingin melakukan penghematan dari segi anggaran sumber daya manusia,
seperti menghemat dana pensiun, asuransi, insentif, atau tunjangan lainnya.
e.
Open hause
Organisasi membuka kesempatan pada orang
luar di sekitar organisasi untuk datang mengunjungi dan melihat fasilitas yang
ada. Organisasi memberi penjelasan tentang organisasi dan sejarah singkat
organisasi. Cara ini diharapkan dapat membuat orang tertarik untuk bekerja di
perusahan tersebut. Teknik ini lebih sesuai apabila organisasi ingin menarik
calon pelamar yang memiliki keahlian dan keterampilan yang langaka dan
terbatas. Metode ini sudah dicoba di indonesia dengan cara mengadakan kompetisi
bisnis via internet
f.
Nepotisme
Pemberian jabatan kepada famili masih
sering dijumpai pada model perekrutan ini. Karena adanya ikatan keluarga yang
masih kuat maka biasanya lebih bisa dipercaya dalam pekerjaan tugas. Namun
kelemahannya pelamar ini belum tentu bisa menunjukkan kemampuan yang cakap
dalam bekerkja.
g.
Lembaga
pendidikan dan universitas
Rekrutmen dari sekolah-sekolah atau
universitas bisa dilakukan dengan cara menjalin kerja sama dengan lembaga
tersebut. Caranya bisa dengan menyaring para lulusan terbaik sekolah tersebut
untuk dicoba magang terlebih dahulu pada organisasi. Apabila memang kinerja
karyawan itu baik maka kontrak kerja bisa dilanjutkan. Beberapa sekolah tinggi
dan universitas malahan kewalahan dalam menerima permintaan perekrutan lulusan
siswanya untuk ditempatkan di organisasi
besar dengan gaji, fasilitas dan tunjangan yang memadai.
h.
Perekrutan
elektronik.
Melalui internet, peluang perusahaan
untuk merektut karyawan yang berpotensi tinggi terbuka luas. Ada banyak cara
yang bisa dilakukan internet untuk proses perekrutan. Metode perekrutan melalui
internet ini merupakan metode yang dirasakan paling efisien bagi perusahaan. Di
samping perusahaan ingin mencari tenaga kerja luar sesuai dengan yang
dibutuhkan perusahaan. Media ini dapat juga menjadi sarana promosi perusahaan.
Banyak perusaan skala besar yang memanfaatkan metode perekrutan dengan akses teknologi informasi pada akhir ini.
Model
proses perekrutan selengkapnya sebagai berikut :[8]
5.
Teknik-teknik
rekrutmen
Teknik-teknik rekrutmen, baik disektor
publik maupun swasta, dapat dilakukan melalui asas disentralisasikan atau
didesentralisasikan, tergantung kepada keadaan (besarnya) organisasik,
kebutuhan dan jumlah calon pekerja yang hendak direkrut.
a.
Teknik
rekrutmen yang disentralisasikan
Jika instansi tersebut mempunyai
beberapa ribu pekerja, dan jika departemen-departemen yang berbeda merekrut
sejumlah besar pekerja juru ketik dan teknis bagi tipe kedudukan yang sama,
rekrutmen disentralisasikan akan lebih sering dipakai karena lebih efisien
biaya. Jika rekrutmen disentralisasikan, instansi yang mengelola sumber daya
manusia itu akan bertanggung jawab untuk meminta dari para manajer akan
perkiraan-perkiraan periodik mengenai jumlah dan tipe pekerjaan-pekerjaan baru
yang bibutuhkan di waktu akan datang.
Dalam kenyataanya, proyeksi yang tepat
mengenai kebutuhan-kebutuhan baru tidak mudah karena beberapa hal, seperti:
1)
Krisis
politik atau pemotongan anggaran yang dapat secara drastis mempengaruhi
kebutuhan-kebutuhan rekrutmen, dan karenanya berpengaruh terhadap kualitas
daripada perkiraan.
2)
Para
manajer cenderung memperkirakan terlalu tinggi jumlah pekerja yang mereka
butuhkan, hanya karena menurut pandangan mereka lebih baik mempunyai banyak
pelamar daripada terlalu sedikit. Hal ini tentu bertentangan dengan keinginan
dari instansi-instansi yang menangani sumber daya manusia di tingkat pusat
untuk mengurangi biaya seleksi dengan cara mengurangi jumlah pelamar pada
jumlah minimum yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa semua posisi yang tersedia
diisi dengan pelamar-pelamar yang berkualitas.
3)
Posisi-posisi
yang spesial membutuhkan sejumlah besar pelamar karena suatu persentase yang
tinggi dari para pelamar mungkin ditolak oleh instansi yang menyeleksi karena
tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang spesialisasi dari posisi tersebut,
walaupun mereka memenuhi persyaratan masuk yang umum.
Atas pertimbangan-pertimbangan itu,
instansi manajemen sumber daya manusia tingkat pusat akan mengeluarkan
pengumuman perihal lowongan kerja yang tersedia. Untuk memenuhi peraturan
perundangan Affirmative Action yang
menghendaki perwakilan yang proporsional maka setiap pengumuman pekerjaan harus
memasukkan informasi seperti:
1)
Jenis
pekerjaan, kualifikasi dan besarnya gaji
2)
Lokasi
tugas (unit geografis dan organisasi)
3)
Gambaran
dari kewajiban-kewajiban kerja
4)
Kualifikasi
minimal
5)
Tanggal
mulai kerja
6)
Prosedur-prosedur
pelamaran
7)
Tanggal
penutup bagi penerimaan pelemaran-pelamaran.
b.
Teknik
rekrutmen yang didesentralisasikan
Rekrutmen yang didesentralisasikan
terjadi di instansi-instansi yang relatif lebih kecil. Kebutuhan-kebutuhan
rekrutmen terbatas, dan dalam mana setiap instansi mempekerjakan berbagai tipe pekerja. Rekrutmen dengan cara
ini selalu dipakai untuk posisi-posisi khas profesional, ilmiah dan
administratif bagi suatu instansi tertentu. Selama masa resesi, dimana
permintaan akan pekerjaan-pekerjaan pemerintah meningkat tetepi lowongannya
terbatas, maka penggunaan rekrutmrn dengan cara ini lebih efektif.
Kelemahannya, para pimpinan tingkat pusat akan kehilangan kendali mengenai
apakah proses rekrutmen itu dijalankan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan memperhatikan nilai yang hendak diutamakan oleh AA atau tidak.
Beberapa instansi menggunakan kombinasi
dari dua jenis rekrutmen, baik yang disentralisasikan maupun
didesentralisasikan. Berarti pengendaliannya menjadi lebih ketat, dan pada
waktu bersamaan akan memberikan kepada instansi-instansi kesempatan melakukan
rekrutmen yang lebih tepat waktu dan fleksibel. [9]
B. Seleksi
1.
Pengertian
seleksi
Seleksi adalah serangkaian kegiatan yang digunakan
untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak. [10] Proses seleksi terdiri dari berbagai langkah spesifik yang diambil
untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima dan pelamar mana yang akan
ditolak. Proses seleksi mulai dari penerimaan lamaran dan berakhir dengan
keputusan terhadap lamaran tersebut. Langkah-langkah antara proses dimulai dan proses diakhir merupakan usaha pengkaitan
antara kepentingan calon pegawai dengan kepentingan organisasi. Proses seleksi
dapat dikatakan sebagai titik sentral seluruh manajemen sumber daya manusia.[11]
2.
Tujuan
seleksi
Seleksi bertujuan memilih tenaga kerja yang
diinginkan. Seleksi merupakan proses dua arah dimana organisasi menawarkan
posisi kerja dengan kompensasi yang layak, sedangkan calon pelamar mengevaluasi
organisasi dan daya tarik posisi serta imbalan yang ditawarkan organisasi.
Tetapi dalam kenyataan, proses seleksi masih merupakan proses satu arah, dimana
posisi pelamar hanya dapat menerima saja posisi pekerjaan yang ditawarkan
organisasi, sementara organisasi mempunyai kedudukan yang lebih kuat untuk
melakukan tawar menawar kepada pelamar [12]
3.
Faktor-faktor
yang harus diperhitungkan
Dalam
menentukan jenis dan langkah-langkah dalam proses seleksi, empat macam
tantangan perlu diperhatikan dan dihadapi oleh petugas seleksi, yaitu:
a.
Penawaran
tenaga kerja
Secara umum dapat dikatakan bahwa
semakin banyak jumlah pelamar untuk diseleksi, semakin baik bagi organisasi
karena dengan demikian semakin besar jaminan bahwa pelamar yang terseleksi dan
diterima menjadi pegawai benar-benar merupakan tenaga kerja yang paling
memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan bagi pekerjaan yang akan
dilakukan. Akan tetapi bukan merupakan hal yangt mustahil bahwa jumlah pelamar
kurang dari yang diharapkan. Ada dua kemungkinan mengapa terjadi hal yang
demikian. Pertama, karena imbalan
yang rendah karena sifat pekerjaan tergolong pada pekerjaan yang berada pada
anak tangga terendah dalam hierarki organisasi. Kedua, karena sifat pekerjaan yang menuntut spesialisasi tinggi
sehingga tidak banyak pencari kerja yang memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan meskipun imbalannya cukup tinggi pula.
Dengan perkataan lain, mungkin saja
perbandingan antara pelamar dan terpilih besar atau kecil. Dalam hal
perbandingan itu kecil, perlu diperhatikan bahwa penyebabnya mungkin karena persyaratan
yang harus dipenuhi memang berat, atau karena mutu para pelamar rendah.
b.
Tantangan
etika
Tidak dapat disanggah bahwa perekrut
tenaga kerja memegang peranan penting dalam menentukan siapa yang akan diterima
di antara pelamar dan siapa yang ditolak. Merupakan kenyataan pula bahwa
organisasi pemakai tenaga kerja mengharapkan bahwa para pelamar bermutu
setinggi mungkin. Menggabungkan kedua hal itu dalam proses seleksi menuntut
standar etika tinggi dari para perekrut tenaga kerja baru karena hanya dengan
demikianlah tenaga-tenaga bermutu yang diterima dan dipekerjakan.
Memegang teguh norma-norma etika
menuntut antara lain disiplin pribadi yang tinggi, kejujuran yang tidak
digoyahkan, integritas karakter serta obyektivitas yang berdasarkan pada
kriteria yang rasional. Hal ini sangat penting karena tidak mustahil perekrut
dihadapkan kepada berbagai godaan seperti menerima hadiah, disogok para
pelamar, mengatrol nilai seleksi dari pelamar yag mempunyai hubungan darah atau
kaitan primodial lainnya atau hal-hal lain yang mengakibatkan seorang perekrut
mengambil keputusan didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan yang subjektif.
Situasi demikian sering dihadapi oleh
perekrut dalam masyarakat yang berbagai
ikatan primordialnya, seperti kesukuan, kedaerahan masih kuat ditambah
lagi kenyataan bahwa berbagai masyarakat tradisional berlaku apa yang dikenal
dengan “ extended family system” berbeda dengan masyarakat maju terutama di
dunia Barat dimana norma-norma kehidupan seseorang didasrkan pada “nucleus
family system”.
Kiatnya nampaknya terletak pada
kemampuan perekrut untuk memegang teguh norma-norma etika organisasi sambil
memperhitungkan nilai-nilai sosial budaya masyarakat di mana ia hidup dan
berkarya.
c.
Tantangan
organisasional
Para perekrut tenag kerja pada umumnya
menyadari bahwa situasi internal organisasi harus dipertimbangkan juga dalam
merekrut dan menyeleksi tenaga kerja baru. Misalnya besar kecilnya anggaran
yang dialokasikan untuk belanja pegawai menentukan berapa pegawai baru yang
boleh direkrut, untuk memangku jabatan apa dan melakukan pekerjaan apa.
Faktor internal lain yang harus
diperhitungkan adalah kebijaksanaan atau strategi organisasi mengenai arah
perjalan organisasi di masa yang akan datang. Misalnya, apakah organisasi
merencanakan perluasan wilayah usaha, baik dalam arti produk yang dihasilkan
maupun wilayah kerjanya, yang pada gilirannya menuntut tenaga kerja baru.
Sebaliknya mungkin pila organisasi memutuskan untuk menciutkan kegiatan. Dalam
hal demikian jelas bahwa bukan penambahan tenaga kerja yang terjadi malah
sebaliknya.
d.
Kesamaan
kesempatan memperoleh pekerjaan
Diberbagai negara atau masyarakat, masih
saja terdapat praktek-praktek pemanfaatan sumber daya manusia yang sifatnya
diskriminatif. Adakalanya praktek diskriminatif itu berdasarkan kepada warna
kulit, atau daerah asal, atau latar belang sosial. Dengan kata lain terhadap
sekelompok masyarakat yang diidentifikasikan sebagai minoritas diberlakukan
batasan-batasan tertentu sehingga mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama
dengan warga masyarakat lainnya untuk memperoleh kenyataan. Secara etika dan moral
tentunya praktek diskriminatif tersebut tidak dapat dibenarkan. Tidak ada
alasan apapun yang membenarkan tindakan dan praktek demikian.
4.
Proses
seleksi
Proses seleksi terdiri dari paling sedik tujuh
langkah yang dapat ditempuh, sebagai mana yang tergambar di bawah ini
Penyaringan
para pelamar
Tes
Wawancara
awal
Evaluasi
latar belakang dan referensi
Wawancara
mendalam
Tes
kesehatan atau fisik
Pengambilan keputusan manajemen
a.
Peyaringan
pelamar
Lamaran kerja yang lengkap memberikan informasi awal
mengenai pelamar kerja, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, minat,
dan posisi yang diinginkan, serta keahlian khusus pelamar. Informasi yang
relevan perlu dimasukkan untuk bahan pertimbangan selanjutnya.
b.
Tes
Tes ditujukan untuk melihat kemampuan sebenarnya
dari pelamar. Hal ini dapat pula untuk menguji respons pelamar yang sebenarnya
terhadap pekerjaan dan tugas yang akan dijalaninya. Tes ini bisa bervariasi
pada beberapa organisasi, antara lain tes pengetahuan, tes kecerdasan, tes kepribadian,
tes psikologis, tes kemampuan komputer, tes minat serta bakat dan lain-lain.
Tes tersebut tergantung pada jenis pekerjaan yang akan diisi pelamar. Kita juga
dapat menggolongkan jenis-jenis tes menurut kemampuan mental, motorik, serta
fisik, kemampuan individu dan prestasi teknik, berikut uraiannya :
1)
Tes
kemampuan pemahaman (mental)
Tes ini tergolong tes kecerdasan dan kemempuan
spesifik mental, seperti kemampuan memori dan mengutarakan pendapat.
2)
Tes
kecerdasan
Tes ini merupakan tes kemampuan pengetahuan umum
yang mencakup kemampuan daya ingat, pembendaharaan kata, kemampuan lisan dan
kemampuan kuantitatif.
3)
Tes
kemempuan mental khusus
Ada
juga ukuran tentang kemampuan mental khusus seperti pertimbangan induktif dan
deduktif, pemahaman verbal yang menyeluruh, daya ingat dan kemampuan
kuantitatif. Tes pada kategori ini dapat juga disebut tes bakat, karena mereka
menanyakan bakat pelamar.
4)
Tes
kemampuan motorik dan fisik
Tes kemampuan motorik meliputi keterampilan manual,
kecepatan gerakan tangan dan waktu untuk reaksi, pengukuran kecepatan dan
ketelitian tentang pertimbangan sederhana seperti kecepatan tangan, jari dan
pergerakan lengan. Tes kemampuan fisik juga diperlukan. Kemampuan fisik
meliputi kekuatan statis, kekuatan dinamis, koordinasi badan, serta daya tahan
tubuh atau stamina
5)
Tes
kepribadian dan minat
Mental dan kemampuan fisik seseorang jarang
ditampakkan dalam bekerja. Beberapa faktor, seperti motivasi dan keterampilan
antar individu pun merupakan hal penting. Tes kepribadian merupakan tes
proyektif yang lebih sulit untuk
dievaluasi. Tes ini digunakan oleh para ahli untuk meneliti pengambaran dan
reaksi peserta tes tentang personal tes tersebut. Hasilnya, kemampuan atau ciri
kepribadian dan kesuksesan dalam bekrja akan terlihat. Minat merupakan
perbandingan masing-masing orang terhadap jabatan yang akan dipegang. Tes ini
sangat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai alat seleksi.
c.
Wawancara
awal
Wawancara awal berguna untuk melihat
secara cepat apakah pelamar cocok dengan pekerjaan yang ditawarkan. Wawancara
dapat dilakukan untuk melihat pengalaman kerja, tingkat gaji yang diinginkan
dan kemauan untuk dimutasi atau dipromosikan. Wawancara ini biasannya tidak
dilakukan apabila pelamar kerja jumlahnya cukup besar karena akan memakan biaya
dan tidak efektif.
d.
Evaluasi
latar belakang dan referensi
Evaluasi ini ingin mengetahui kebenaran
informasi yang diberikan oleh pelamar kerja. Jika pelamar kerja menyebutkan
referensi, manajer dapat mengecek referensi yang disebutkan. Manajer juga dapat
menggunakan sumber lain untuk mengonfirmasi kebenaran informasi yang disebutkan
pelamar.
e.
Wawancara
mendalam
Wawancara mendalam dilakuakan untuk
memperoleh informasi lebih lanjut tentang pelamar. Hal ini dapat pula digunakan
untuk mengonfirmasikan kebenaran informasi yang diberikan secara tertulis. Wawancara
bisa menjadi tidak efektif bila. Pertama,
pewawancara memiliki kedudukan yang lebih kuat dibanding yang diwawancarai
dimana pelamar akan merasa gugup dan canggung dalam menghadapi wawancara
sehingga mempengaruhi hasil penilaian pelamar. Dengan demikian kemampuan
sebenarnya dari pelamar tidak terlihat. Kedua, karena wawancara menentukan nasib pelamar
maka pelamar akan menunjukkan hal yang baik-baik saja. Ketiga, pewawancara sering memberikan pernyataan yang tidak relevan
sehingga pelamar akan memberikan jawaban panjang lebar dan menghamburkan tujuan
yang sebenarnya. Wawancara yang baik memfokuskan pada upaya melihat kemampuan
calon tenaga kerja dan persyaratan kerja. Wawancara semacam itu diharapkan
dapat melihat kemungkinan keberhasilan
calon dalam menjalankan pekerjaannya.
f.
Tes
kesehatan atau fisik
Tes ini tidak kalah penting dengan tes
lain. Meskipun begitu, semua calon tenaga kerja harus menjalankan tes untuk
melihat apakah calon memiliki penyakit atau tidak. Tes ini dapat dilakukan pada
saat awal atau akhir, tergantung pada apa yang diharapkan organisasi dari
program seleksi secara keseluruhan.
g.
Pengambilan
keputusan manjemen
Jika pelamar sudah menjalankan
beberapa tes, pelamar siap bergabung dengan organisasi. Organisasi akan
mengambil keputusan dengan menawarkan tenaga kerja dengan beberapa cara seperti
pemberitahuan lewat pos, telepon, media massa, atau pengumuman di tempat
seleksi.
Seleksi karyawan ini sangat penting karena tercapainya tujuan organisasi
berganung pada bawahan. Karyawan yang profesional akan melakukan pekerjaan yang
baik untuk organisasi. Kesalahan pada perekrutan akan menyebabkan kerugian bagi
organisasi tersebut di kemudian hari.
Adapun langkah-langkah untuk mencegah
kelalaian dalam merekrut meliputi:
1)
Meneliti
semua informasi yang diajukan pelamar tentang aplikasi pekerjaannya
2)
Memperoleh
otorisasi yang ditulis pelamar sebagai acuan mengetahui calon karyawan dan
memeriksa terlebih dahulu acuan dari organisasi sebelumnya dengan teliti.
3)
Menyimpan informasi atau arsip yang diperoleh
tentang masing-masing pelamar selama proses seleksi
4)
Menolak
pelamar yang membuat pernyataan dalam surat lamaran yang fiktif atau yang
mempunyai catatan fiksi
maaf'ganggu ya'ini cuma mau cerita kesuksesanku dalam kerja luar negeri silakan dibaca;,atau saudara tak percaya diabaikan aja.bagi anda mau sukses seperti aq dibantu atas nama ki songo silakan anda hubungi beliau d 085217519919,awalnya aq tak percaya dan takut tapi aq beranikan diri hubungi beliau dan degar arahan dia syukur berkat petunjuk beliau usahaku sukses,atau mau mengenal dia lebih dekat baca arkel dibawah ini di www.paranormal-kisongo.blogspot. com terima kasih
BalasHapusSeleksi Sumber Daya Manusia
BalasHapus